oleh Okky Madasari
untuk Joko Pinurbo
Ia meminta kado
sebuah puisi baru.
Pengganti puisinya
yang hilang setahun lalu.
Aku tak punya uang
untuk beli puisi yang
ia inginkan.
Aku tawarkan
bermacam barang,
ia tetap tak senang.
Pagi tadi kulihat tetangga
membawa pulang puisi
yang dibeli di toko serba ada.
Puisi itu dipasang di jendela
dihiasi pita berwarna.
Aku mengendap dalam gelap
mencuri puisi saat rumah itu lelap.
Puisi itu kuselipkan di dada,
kusembunyikan hingga Natal tiba.
Saat lonceng berbunyi,
kuberi ia kado yang dinanti.
Kami membukanya berdua
lalu kecewa bersama.
Puisi itu tak bersuara
Semuanya tanggal
saat kuselipkan di dada.
Aku pungut tiap jejak huruf
Aku cari sisa-sisa kata
tak lagi bisa sama.
Natal tak singgah lama
Aku beri kado lain untuknya:
Puisi baru tanpa kata.
(Jakarta, Desember 2011)