Hidup yang keras tak bisa dihadapi dengan kata-kata mutiara yang membuat terlena. Hidup yang keras butuh kata-kata pahit, serupa jamu yang membuat jiwa sehat dan kokoh. Semua kutipan ini dari cerita-cerita yang ada dalam buku Yang Bertahan dan Binasa Perlahan (2017). - OM
"Hingga akhirnya hidup serba kekurangan sudah menjadi hal wajar dan tidak dianggap sebagai penderitaan." - Yang Bertahan dan Binasa Perlahan
"Udara yang kuhirup adalah racun, minuman yang kuteguk adalah limbah, dan yang bisa kumakan adalah sampah. Suara yang aku dengar adalah maki, doa untukku adalah sesal, belaian bagiku adalah guncangan-guncangan kasar." - Janin, dalam Yang Bertahan dan Binasa Perlahan
"Ia hanya menciptakan kami. Selanjutnya kehendak kamilah yang menentukan nasib kami." - Perempuan Pertama, dalam Yang Bertahan dan Binasa Perlahan
"Begitu pengecutnya aku, hingga untuk hidup saja takut. Begitu tidak punya harga dirinya aku, hingga lebih memilih mati untuk bisa melarikan diri." - Dunia Ketiga Untukku, dalam Yang Bertahan dan Binasa Perlahan