Bagaimana kisah mbak Okky Madasari menumbuhkan hobi menulis sehingga akhirnya berkarir menjadi penulis?
Kecintaan pada dunia tulis-menulis sudah tumbuh sejak di bangku sekola. Saat di SMP dan SMA saya aktif mengelola majalah dinding dan majalah sekolah yang terbit setiap empat bulan sekali. Sejak itu saya bercita-cita menjadi jurnalis. Setelah lulus dari Hubungan Internasional UGM, saya menjadi jurnalis. Saya mencintai pekerjaan saya hingga pada satu titik saya menyadari jurnalisme tidak lagi bisa menampung semua kegelisahan saya dan ekspresi saya. Saya kemudian menemukan dunia sastra lebih menyediakan ruang bagi saya untuk menulis, mengutarakan kegelisahan, mengekspresikan apa yang ada dalam pikiran dan benak saya. Tahun 2009 saya mulai menulis novel pertama saya, Entrok, yang kemudian terbit tahun 2010. Sejak itu saya terus menulis karya sastra. Hingga sekarang sudah ada 5 novel, 1 kumpulan cerita, dan 1 novel untuk anak-anak yang sudah saya terbitkan.
Bisa diceritakan, tema-tema apa yang selalu bisa memantik semangat mbak Okky untuk kemudian dituangkan dalam karya? Pesan-pesan apa yang ingin mbak Okky suarakan lewat novel-novel yang telah dikaryakan?
Karya-karya saya mengangkat persoalan-persoalan dalam masyarakat kita. Melalui karya sastra, saya ingin menumbuhkan kesadaran pada masyarakat utamanya pembaca saya tentang masalah ketidakadilan dan pelanggaran nilai kemanusiaan yang masih ada di masyarakat kita. Saya juga ingin menumbuhkan keberanian dan pikiran kritis.
Seperti apa prosesnya mbak Okky mencari dan mengolah inspirasi ketika menulis novel? Boleh gambarkan pula proses riset di balik novel-novel yang sarat realitas seperti Maryam?
Riset merupakan bagian utama dari proses penulisan. Tapi bentuk riset itu macam-macam. Ada yang datang langsung ke sebuah tempat yang terkait, membaca buku, wawancara, menonton film, atau sekadar mengamati kehidupan di sekitar kita. Semua saya lakukan.
Di samping menulis, adakah perjuangan lainnya yang mbak Okky tempuh untuk membesarkan karya-karya agar lebih luas dibaca?
Saya aktif mendorong tumbuhnya minat baca dan kecintaan pada sastra di masyarakat. Berbagai inissiatif telah saya lakukan untuk mendekatkan sastra dan buku pada masyarakat. Mulai dari menyelenggarakan ASEAN Literary Festival hingga membawa sastrawan dan karya sastra ke kampung-kampung dalam gerakan Sastra Masuk
Boleh bagikan pandangan mbak Okky tentang potensi dan kekuatan literatur sastra di Indonesia?
Indonesia memiliki potensi besar di bidang kesustraan. Kita memiliki banyak karya berkualitas dan sastrawan-sastrawan muda juga bermunculan. Yang perlu dilakukan semua pihak adalah mendukung agar potensi itu bisa semakin berkembang dan dikenal luas baik di dalam masyarakat Indonesia sendiri maupun di dunia internasional.
Berdasarkan pengalaman mbak Okky, bagaimana suka dan duka menjadi penulis wanita di Indonesia? Apakah latar belakang budaya sebagai wanita Indonesia turut mempengaruhi proses berkarya mbak Okky?
Banyak yang berpikir bahwa untuk bisa menghasilkan karya yang diakui seorang perempuan pengarang harus dekat dengan kelompok tertentu atau sastrawan laki-laki senior. Beberapa penulis perempuan pernah mengemukakan pengalaman mereka terkait itu. Tapi saya, seorang perempuan pengarang, sedari awal membuktikan bahwa saya tak perlu bantuan siapa-siapa, tak perlu mendekatkan diri pada kelompok dan sastrawan senior laki-laki manapun. Ini yang ingin saya tunjukkan dan katakana pada semua perempuan Indonesia. Kita bisa melakukan apapun dan menjadi apapun dengan potensi dan kemampuan kita sendiri. Jangan pernah menggantungkan diri pada siapapun.
Boleh ceritakan tentang bangganya mbak Okky menjadi wanita Indonesia? Adakah sosok wanita yang selalu menjadi panutan mbak Okky?
Harus diakui bahwa budaya patriarki masih sangat mengakar di Indonesia. Ketidaksetaraan dan ketidakadilan pada perempuan masih terus terjadi. Di tengah situasi seperti ini, saya bangga bahwa saya bisa menemukan kesadaran dan keberanian untuk bersuara, untuk memperjuangkan keadilan dan kesetaraan utamanya melalui karya-karya saya. Yang mengisnpirasi tentu Kartini. Ia mengajarkan kita bagaimana menjadi perempuan dan manusia yang memiliki kemerdekaan pikiran. Ia juga melawan ketidakadilan melalui tulisan.
Boleh bagikan juga tentang harapan, impian, maupun semangat kontribusi mbak Okky bagi perjuangan emansipasi wanita di Nusantara, sehubungan dengan peringatan Hari Kartini kali ini?
Saya ingin mengajak seluruh perempuan untuk berani berpikir merdeka. Itulah esensi dari perjuangan emansipasi wanita di seluruh dunia.
Wawancara dengan Air Asia, April 2018