Oleh Okky Madasari
untuk Saras Dewi
Pada hari kelahirannya
Darah Sang Ibu menggenangi muara
Ari-arinya menyatu dengan batu-batu
Doa bapaknya membentur karang,
Ia berbisik lewat tangis pertamanya: Inilah rumahku.
Pada usianya yang ketiga belas
Darah haid pertamanya mengalir deras,
Membanjiri anak-anak sungai
Mengantarkan amis yang penuh rindu
Pada Teluk yang setia menunggu.
Saat ia kian dewasa
Orang-orang bertanya: Siapa pacarmu?
Ia menjawab pelan: "Ia yang di sana, yang meliuk gagah, menungguku."
Orang-orang pun tertawa
"Sudah gila ya," kata mereka.
Pada usia yang tak lagi muda,
Orang-orang kini bertanya: Di mana anakmu?
Sambil tersenyum, ia tunjukkan ganggang dan ikan, batu dan gambut.
Orang-orang pun saling berbisik: Kasihan ya!
Pada hari terakhir hidupnya,
Air matanya berenang di lautan
Senyumnya tumbuh di sepanjang teluk
Kasihnya tersiar tanpa harus tercatat di surat kabar.
6 Mei 2016