Bau Tukang Kayu dan Puisi-Puisi Lainnya
Data Pribadi
Kita memang tak punya
harta pribadi atau
mimpi pribadi.
Tapi kita punya
data pribadi
untuk daftar pinjol
atau antre bansos
dan jatah amplop
asal tak lupa nyoblos.
…Perempuan dari Selatan
oleh: Okky Madasari
Ia tinggalkan rumahnya
bersama bayang-bayang ibunya
yang mati terbakar
ditemani bisikan kakak perempuannya
yang kini kehilangan suara
diiringi desah teman perempuanya
yang tak lagi bisa melangkah.
Di pusat…
Jalan Damai: 5 Puisi Okky Madasari
Damai
Ia berlari ke kantor polisi
Menyerahkan jantungnya sebagai bukti
Petugas polisi mengernyitkan dahi:
“Sudah, damai saja.”
“Damai?”
Tanyanya sambil mengusap darah
yang pelan-pelan menetes
Sambat Ibu Pertiwi
Ibu,
Malam ini, 76 tahun lalu, Ibu Fat sedang menyelesaikan jahitannya, kain merah dan kain putih disambung, untuk jadi bendera pusaka. Malam ini, di sudut-sudut negeri, ada ibu yang sedang…
Takut
Ada yang takut meme
tapi tak takut kerjanya memble.
Ada yang takut mural
tapi tak takut korupsi bantuan.
Ada yang takut kritik
tapi tak takut rakyat menjerit
dan…
Haru
Pejabat terharu
melihat rakyat mati satu per satu
disekanya tetes air mata
sambil menonton Ikatan Cinta.
Ribuan nakes gugur
para pejabat goyang ubur-ubur
sambil jualan obat cacing
agar tampak…
MayDay
Di malam hari sepulang dari pabrik susu,
buruh perempuan itu menyaring air cucian beras
untuk bayinya.
(OM, 1 Mei 2010)
Awul-Awul
Oleh: Okky Madasari
Kita hanyalah debu awul-awulan
memungut baju-baju bekas
yang baru datang dari Jepang.
Lima puluh ribu dapat dua baju
untuk pacaran di malam minggu
sambil nonton YouTube Aa…
Laut dan Gunung: Sebuah Percakapan
oleh: Okky Madasari
Kau tak pernah benar-benar mencintai laut. Tak pernah kau rasakan gejolak rindu pada suara ombak atau bau garam. Tak pernah kau setia nantikan wujud terindahnya – saat…
Puing
Oleh: Okky Madasari
Dua bocah menyusup celah,
masuk ke rongga puing
yang kemarin adalah rumah,
menyusul ayah ibu mereka
yang sedang terbaring.
Mereka susuri…
Desember
oleh: Okky Madasari
Gambar itu bersuara
ketika Desember tiba.
Ramai kotamu di sana:
pohon-pohon cahaya,
bola-bola kaca,
doa dan pesta,
kita yang terus tertawa.
Lamunan
Oleh: Okky Madasari
Sejak sekolah dibangun di sini
kami tak boleh melamun lagi.
Rimba pikiran kami digunduli,
ditukar dengan kota dalam kata-kata.
Ladang mimpi…
Toko Buku
Oleh: Okky Madasari
Toko buku itu masih menutup pintu
rumput liar tumbuh di sepanjang lorong
tikus meloncat-loncat di bangku kasir
buku-buku basah dan berlumut.
Kadang-kadang ada pegawainya datang
…Seorang Cina yang Ingin Menjadi Gubernur Jakarta
Oleh: Okky Madasari
Seorang bayi lahir dikelilingi dupa
“Mau dikasih nama siapa?” tanya bidannya.
Bapaknya berbisik: nama Jawa saja.
Pembuat akta bertanya: Mau agama apa?
Katolik, Kristen, atau Buddha?
…Seorang Perempuan yang Jatuh Cinta pada Teluk
Oleh Okky Madasari
untuk Saras Dewi
Pada hari kelahirannya
Darah Sang Ibu menggenangi muara
Ari-arinya menyatu dengan batu-batu
Doa bapaknya membentur karang,
Ia berbisik lewat tangis…
Tahun Baru Ayam
Oleh: Okky Madasari
Setiap malam tahun baru
Kita adalah ayam-ayam
Yang ribut berpetok-petok
Berebut remah-remah beras
Membuka angpau-angpau kosong
Memandang langit dengan bahagia
Karena hujan tak kunjung reda
…Kado Natal
oleh Okky Madasari
untuk Joko Pinurbo
Ia meminta kado
sebuah puisi baru.
Pengganti puisinya
yang hilang setahun lalu.
Aku tak punya uang
Teh
Oleh: Okky Madasari
Di rumah ini
secangkir teh
lebih dicintai
dari sepiring nasi.
Pada tiap seduhan
nyawa berloncatan.
Dalam satu sesapan